
Strategi Targeting Lokasi dan Audiens di Google Ads untuk Iklan Lebih Efisien
Salah satu kunci keberhasilan kampanye Google Ads adalah kemampuan menargetkan audiens yang tepat — baik dari segi lokasi, minat, maupun perilaku. Tanpa strategi targeting yang akurat, anggaran iklan bisa terbuang percuma karena menjangkau orang yang tidak relevan dengan produk atau layanan Anda.
Dalam panduan ini, kita akan membahas bagaimana menentukan lokasi, audiens, dan waktu tayang iklan secara strategis agar performa kampanye Anda menjadi lebih efisien dan berkonversi tinggi.
Apa Itu Targeting di Google Ads dan Bagaimana Cara Kerjanya
Targeting di Google Ads adalah proses menyaring siapa yang akan melihat iklan Anda berdasarkan kriteria tertentu seperti lokasi geografis, demografi, minat, hingga perilaku pencarian.
Sistem Google menggunakan data pengguna seperti alamat IP, riwayat pencarian, dan aktivitas di platform untuk menampilkan iklan yang paling relevan. Dengan pengaturan yang tepat, Anda bisa memastikan setiap klik berasal dari audiens yang benar-benar berpotensi menjadi pelanggan.
Contohnya:
- Bisnis restoran lokal sebaiknya hanya menargetkan pengguna di radius 10 km dari lokasi usaha.
- Sementara bisnis e-commerce bisa menargetkan seluruh wilayah Indonesia, namun tetap fokus pada kota dengan tingkat konversi tertinggi.
Jenis Targeting: Lokasi, Demografi, Minat, dan Waktu Tayang
Google Ads menyediakan berbagai opsi targeting yang bisa disesuaikan dengan tujuan kampanye Anda. Berikut penjelasan utamanya:
1. Targeting Lokasi (Location Targeting)
Menentukan wilayah tempat iklan akan muncul, mulai dari negara, kota, hingga radius tertentu.
Contoh: Menargetkan “Jakarta Selatan” untuk bisnis jasa profesional atau “Bali” untuk bisnis travel.
2. Targeting Demografi (Demographic Targeting)
Mengatur siapa yang melihat iklan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan, atau status orang tua.
Contoh: Menampilkan iklan asuransi keluarga hanya untuk pengguna berusia 30–45 tahun.
3. Targeting Berdasarkan Minat (Interest & Behavior)
Google menganalisis aktivitas online pengguna untuk memahami minat mereka.
Contoh: Menargetkan pengguna yang sering mengunjungi situs otomotif untuk kampanye “servis mobil panggilan”.
4. Targeting Berdasarkan Waktu Tayang (Ad Schedule)
Mengatur jam dan hari penayangan iklan agar tampil hanya pada waktu paling potensial.
Contoh: Menayangkan iklan restoran hanya pada jam makan siang dan sore hari untuk efisiensi biaya.
Cara Mengatur Target Lokasi Berdasarkan Data dan Potensi Pasar
Strategi targeting lokasi sebaiknya tidak dilakukan asal-asalan. Gunakan data historis dan insight pasar agar keputusan lebih akurat. Berikut langkah-langkahnya:
1. Analisis Data Konversi Berdasarkan Lokasi
Gunakan fitur “Location Reports” di Google Ads untuk melihat kota atau wilayah mana yang menghasilkan konversi tertinggi. Dari situ, Anda dapat meningkatkan bid atau fokuskan kampanye pada area yang paling menguntungkan.
2. Manfaatkan Google Trends dan Keyword Planner
Kedua tools ini membantu memahami tren pencarian dan potensi pasar di wilayah tertentu.
Contoh: Jika volume pencarian untuk “jasa renovasi rumah” tinggi di Bandung, maka Anda bisa memprioritaskan iklan di area tersebut.
3. Gunakan Radius Targeting untuk Bisnis Lokal
Untuk bisnis yang bergantung pada kunjungan langsung (seperti klinik, restoran, atau bengkel), gunakan radius targeting dengan jarak 5–10 km dari lokasi bisnis Anda.
4. Uji A/B Testing Berdasarkan Wilayah
Coba jalankan kampanye berbeda di dua kota dengan pesan iklan yang disesuaikan. Dari hasilnya, Anda bisa mengetahui area mana yang memiliki potensi konversi terbaik.
Strategi Waktu Penayangan (Ad Schedule) Berdasarkan Perilaku Konsumen
Menentukan kapan iklan Anda tampil sama pentingnya dengan siapa yang melihatnya. Google Ads memungkinkan Anda untuk mengatur waktu tayang (ad schedule) agar iklan hanya muncul di jam dan hari yang paling berpotensi menghasilkan konversi.
1. Pahami Pola Perilaku Konsumen
Gunakan data historis dari laporan “Time of Day” dan “Day of Week” untuk mengetahui kapan audiens paling aktif berinteraksi dengan iklan Anda. Misalnya:
- Bisnis B2B cenderung efektif di hari kerja, jam 09.00–17.00.
- Bisnis kuliner, hiburan, atau jasa lifestyle sering kali mendapatkan klik tertinggi di malam hari dan akhir pekan.
2. Optimalkan Bid Adjustment Berdasarkan Jam Tertentu
Anda dapat menyesuaikan tawaran (bid) agar lebih tinggi pada jam-jam potensial, dan menurunkannya di jam rendah.
Contoh: Menaikkan bid sebesar +20% pada pukul 10.00–14.00 jika pada jam tersebut tingkat konversi tinggi.
3. Gunakan Fitur Ad Scheduling untuk Hemat Anggaran
Daripada iklan tampil sepanjang hari, Anda bisa menayangkannya hanya pada jam yang efektif. Strategi ini membantu menghemat biaya tanpa menurunkan performa.
Teknik Advanced Targeting: Remarketing dan Custom Audience
Setelah Anda menguasai dasar targeting, langkah selanjutnya adalah memanfaatkan teknik lanjutan seperti remarketing dan custom audience.
1. Remarketing: Menjangkau Pengunjung yang Pernah Interaksi
Remarketing memungkinkan Anda menampilkan iklan kepada orang yang sebelumnya pernah mengunjungi website atau berinteraksi dengan bisnis Anda.
Contoh penerapan:
- Menargetkan ulang pengunjung yang menambahkan produk ke keranjang tapi belum checkout.
- Menampilkan promo khusus kepada pelanggan lama yang sudah tidak aktif.
Dengan cara ini, peluang konversi meningkat karena audiens sudah mengenal brand Anda sebelumnya.
2. Custom Audience: Menargetkan Berdasarkan Data Sendiri (First-Party Data)
Custom Audience memberi kebebasan menargetkan pengguna berdasarkan daftar pelanggan, email, atau data CRM.
Contoh: Mengirim iklan promosi kepada pelanggan yang pernah membeli paket layanan sebelumnya.
Kombinasi antara remarketing dan custom audience adalah strategi powerful untuk membangun kampanye berulang dengan biaya per konversi (CPA) yang lebih rendah.
Kesalahan Umum dalam Menentukan Target Audiens
Banyak pengiklan kehilangan efisiensi karena melakukan kesalahan mendasar dalam pengaturan target audiens. Berikut beberapa di antaranya:
- Menargetkan audiens terlalu luas — membuat anggaran cepat habis tanpa hasil signifikan.
- Tidak menyesuaikan dengan data konversi aktual — tetap menargetkan area yang tidak produktif.
- Mengabaikan segmentasi waktu tayang — iklan tampil di jam tidak relevan.
- Tidak memanfaatkan remarketing — kehilangan peluang dari audiens yang sudah mengenal brand.
- Mengabaikan pengujian (A/B Testing) — tidak melakukan perbandingan antar strategi targeting untuk hasil terbaik.
Dengan menghindari kesalahan ini, kampanye Anda akan jauh lebih efisien dan menghasilkan ROI yang optimal.
Kesimpulan
Strategi targeting yang cerdas adalah fondasi utama dari kampanye Google Ads yang sukses. Dengan memadukan pengaturan lokasi, audiens, waktu tayang, serta teknik remarketing, Anda bisa memastikan setiap klik membawa potensi konversi yang nyata.
Pelajari cara menentukan lokasi, waktu tayang, dan segmentasi audiens agar iklan lebih efisien dengan membaca:
→ Panduan Riset Keyword Berbayar di Google Ads untuk Hasil Maksimal
Ingin targeting iklan lebih presisi dan efisien?
Percayakan pada Jasa Google Ads Profesional dari Rekans Digital untuk hasil yang terukur dan ROI maksimal.